JAKARTA - Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali melakukan pembenahan internal demi memperkuat struktur kepemimpinannya. Dua direksi baru dinyatakan sah menjabat setelah melalui proses uji kepatutan dari otoritas terkait.
Langkah ini memperlihatkan keseriusan BSI dalam memperkuat kinerja manajemen untuk menjawab tantangan perbankan syariah. Perubahan struktur direksi pun telah melalui persetujuan resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direksi Baru Disahkan, Mulai Efektif per 13 Oktober 2025
Kepastian pengangkatan dua direksi baru ini disampaikan BSI dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia. Keputusan resmi OJK diterima melalui surat bernomor SR418/PB.02/2025 tertanggal 09 Oktober 2025.
Kemas Erwan Husainy kini resmi menjabat sebagai Direktur Retail Banking. Sementara itu, Muharto Hadi Suprapto dipercaya mengemban posisi sebagai Direktur Information Technology.
Keduanya telah melewati proses fit and proper test yang menjadi standar penilaian integritas dan kapasitas. Penetapan tanggal efektif jabatan dimulai pada 13 Oktober 2025.
Persetujuan tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham Terbatas (RUPST) yang digelar sebelumnya. RUPST pada 16 Mei 2025 memutuskan adanya sejumlah pergantian di jajaran pengurus perseroan.
Perombakan Direksi Jadi Bagian Restrukturisasi Besar BSI
Perubahan kepengurusan ini bukan hanya terbatas pada dua nama di atas. Dalam RUPST tersebut, juga diputuskan perubahan strategis lainnya di posisi puncak manajemen.
Anggoro Eko Cahyo diangkat sebagai Direktur Utama menggantikan Hery Gunardi. Sedangkan posisi Wakil Direktur Utama diisi oleh Bob Tyasika Ananta.
Tak hanya itu, perubahan juga terjadi di lingkup komisaris perseroan. Muhadjir Effendy menggantikan posisi Muliaman Hadad sebagai Komisaris Utama BSI.
Langkah ini dianggap sebagai sinyal pembaruan arah manajerial untuk memperkuat fundamental organisasi. Apalagi BSI tengah berada pada momentum penting memperluas penetrasi di pasar syariah domestik.
BSI sebagai bank hasil merger tiga bank syariah milik Himbara memang tengah giat meningkatkan daya saingnya. Restrukturisasi internal menjadi salah satu cara memperkuat landasan ekspansi jangka panjang.
Peran Strategis Direksi Baru dalam Operasional BSI
Kemas Erwan Husainy akan membawa pengalaman dan keahlian di sektor ritel untuk mendongkrak pembiayaan mikro dan menengah. Peran ini sangat vital dalam ekosistem keuangan syariah yang menitikberatkan pada ekonomi rakyat.
Di sisi lain, Muharto Hadi Suprapto akan menangani transformasi digital dan penguatan sistem teknologi informasi. Tugas ini sangat krusial mengingat pentingnya digitalisasi dalam menghadapi tantangan perbankan modern.
BSI telah dikenal sebagai bank syariah dengan pertumbuhan digital tercepat dalam beberapa tahun terakhir. Maka, penguatan di sisi teknologi akan menjadi pilar utama menjaga momentum tersebut.
Kolaborasi antara bisnis ritel dan digital banking sangat penting dalam mendukung layanan inklusif. Terlebih dengan target BSI untuk menjangkau jutaan nasabah baru dalam beberapa tahun ke depan.
Keputusan OJK menunjukan bahwa kedua figur tersebut telah memenuhi standar kompetensi dan integritas. Artinya, mereka layak dipercaya mengemban amanah besar dalam lembaga perbankan nasional.
OJK Tegaskan Standar Fit and Proper Test Ditegakkan
Proses fit and proper test tidak bisa dianggap formalitas belaka. OJK menggunakan pendekatan komprehensif dalam mengevaluasi kompetensi, pengalaman, serta rekam jejak calon pengurus lembaga keuangan.
Melalui surat resminya, OJK menyetujui pengangkatan dua nama tersebut setelah melalui evaluasi yang ketat. Surat keputusan dikeluarkan tanggal 09 Oktober 2025 dan menjadi dasar legal pengesahan.
Proses pengajuan awal telah dilakukan setelah hasil RUPST pada Mei 2025. Namun proses validasi legal formal baru selesai pada pertengahan Oktober.
Seluruh tahapan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku di sektor keuangan. Kepatuhan terhadap regulasi menjadi bagian penting menjaga kredibilitas industri perbankan.
Langkah pengesahan ini juga menunjukkan kehati-hatian OJK dalam memastikan pengurus bank tidak hanya kompeten, tetapi juga berintegritas. Terlebih BSI merupakan institusi keuangan syariah terbesar di Tanah Air.
Tantangan dan Harapan terhadap Direksi Baru
Kedua direksi yang kini sah menjabat akan menghadapi tantangan besar di tengah kompetisi antarbank. Segmen ritel dan digital menjadi dua bidang yang sangat dinamis dan menuntut inovasi berkelanjutan.
BSI menargetkan pertumbuhan aset dan perluasan jaringan kantor serta digital channel. Oleh karena itu, kepemimpinan yang visioner dan adaptif sangat diperlukan.
Transformasi digital juga harus dibarengi dengan mitigasi risiko siber dan perlindungan data nasabah. Tantangan ini tidak ringan, mengingat ekspektasi terhadap layanan perbankan syariah terus meningkat.
Kolaborasi antar direktorat juga akan menjadi kunci dalam menciptakan sinergi operasional. BSI harus bergerak cepat namun tetap menjaga prinsip kehati-hatian.
Di sisi lain, sektor ritel banking memerlukan pendekatan yang lebih manusiawi dan inklusif. Pasar UMKM, petani, pedagang, dan pelaku usaha mikro lainnya menjadi fokus utama BSI dalam menyalurkan pembiayaan.
Dengan kepemimpinan yang tepat, peluang penguatan bisnis ritel dan digital akan membuka pertumbuhan baru. Ini menjadi langkah penting bagi BSI untuk memperluas pengaruhnya dalam sistem keuangan nasional.
BSI Siap Menatap Babak Baru
Dengan pengesahan dua direksi baru, BSI memasuki fase baru transformasi organisasional. Keputusan OJK memberikan landasan hukum dan legalitas penuh atas penunjukan tersebut.
Efektivitas jabatan per 13 Oktober 2025 menjadi momentum penting untuk membawa BSI ke level berikutnya. Tantangan yang menanti harus dijawab dengan kerja nyata dan inovasi berkelanjutan.
Langkah penguatan direksi ini diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Dukungan seluruh pihak akan sangat menentukan keberhasilan visi besar BSI sebagai bank syariah masa depan.